Memahami Potensi Diri

Tubuh manusia adalah sebuah Maha Karya Cipta yang sungguh luar biasa. Sayangnya, sebagian besar dari kita tidak mampu memaksimalkan apa yang kita miliki tersebut. Kita hanya memanfaatkan sedikit saja yang telah Tuhan karuniakan. Anda memiliki jantung yang berdetak 100 ribu kali sehari secara otomotis, serta memompa 1.500 galon darah setiap harinya melalui pembuluh darah yang apabila diurutkan dari ujung awal hingga ujung akhir, maka panjangnya akan cukup untuk mengelilingi bumi pada garis equator sebanyak dua kali.

Anda memiliki mata yang mampu mendeteksi lebih dari 10 juta warna yang berbeda secara instan. Anda memiliki otot yang apabila semuanya bekerja secara bersama-sama, akan memiliki kekuatan daya tarik setara dengan 25 ton.

Anda memiliki otak dengan 100 miliar sel aktif yang saling membentuk koneksi belajar dengan kecepatan 3 miliar koneksi per detik. Artinya dalam satu detik otak anda mampu membuat koneksi lebih banyak daripada koneksi yang dibuat oleh pengguna internet di seluruh dunia dalam 3 hari.

Otak Anda hanya membutuhkan daya listrik setara dengan yang dibutuhkan untuk menyalakan lampu 10 watt, tetapi memiliki kemampuan setara dengan komputer tercanggih saat ini disatukan dalam sebuah gedung bertingkat 100.

Kita memang tidak bisa memilih lahir dari rahim ibu yang mana, tetapi kita bisa memaksimalkan apa yang Tuhan berikan melalui apa yang telah ibu kita berikan. Caranya adalah dengan menggunakan otak kita sesering mungkin, agar jutaan dendrit yang ada di dalamnya tersambung satu dengan lainnya. Semakin banyak dendrit yang tersambung, maka semakin cerdas kita. Cara paling intensif adalah dengan belajar, seperti membaca buku, berdiskusi, mempersepsi keadaan sekitarnya, terlibat dalam persoalan yang rumit dan mencoba mencari sistematika dan jalan keluarnya. Disinilah pentingnya kita mengetahui dan menggunakan Quantum Quotient ; suatu lompatan kecerdasan yang meliputi 5 kecerdasan yaitu :

1. Spiritual Quotient (SQ)

2. Emotional Quotient (EQ)

3. Adversity Quotient (AQ)

4. Intellectual Quotient (IQ)

5. Physical Quotient ( PQ )

Manusia memiliki potensi menuju petunjuk dan kesesatan. Sedangkan persepsi manusia terhadap petunjuk dan kesesatan mempengaruhi sikap manusia dalam menyikapi keduanya. Mereka yang memahami bahwa hidayah atau pertunjuk karena Kehendak Allah atau gratis dari Allah maka mempengaruhi sikap manusia menjadi tidak sungguhsungguh mencari petunjuk dan menjauhi kesesatan. Akibatnya tetaplah mereka dalam kesesatan dan jauh dari petunjuk.Berbeda dengan mereka yang memahami bahwa petunjuk dan kesesesatan ditentukan oleh ikhtiyar manusia. Sehingga pemahaman ini menimbulkan pengaruh semangat dan sungguh dalam mencari petunjuk dan menjauhi kesesatan. Akibatnya mereka senantiasa dalam jalan petunjuk.

Respon terhadap hidayahpun, beragam, sebagian tidak menilai penting hidayah Allah, sehingga cuek, tidak perduli, dan menutup diri dari hidayah, ada juga awalnya memperhatikan hidayah lalu melupakanya, akan tetapi sebagian yang lain menilai pentingnya hidayah, mencari, memahami, dan menyakininya, ada juga awalnya menutup diri dari hidayah lalu membuka dirinya menerima hidayah.

Dari kajian yang mendalam tentang hidayah dalam Al-Qur’an , disimpulkan bahwa rahasia masuknya hidayah ke dalam diri manusia ditentukan dua hal, yaitu apakah sudah sampai wahyu kepadanya dan sikap manusia dalam menggunakan akalnya terhadap hidayah, yaitu menyakini atau mengingkarinya , memahaminya atau menutup hatinya. Disamping itu, saat proses penerimaan hidayah, ternyata banyak penghalang hidayah yang menyebabkan hidayah tidak kunjung masuk. Al-Qur’an juga telah memberikan serangkaian solusi tentang cara memperoleh dan mempertahankan hidayah. Sekarang tinggal manusia sendirilah yang akan menetukan sikap, lebih suka kesesatan atau petunjuk, mencari petunjuk atau menjauhinya.