Senyum sesaat perajin lurik tradisional
Di sudut desa Cawas, tangan2 keriput asyik memintal benang2 katun dg Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM). Mereka lah perajin lurik tradisional, yg bekerja di jeda wkt antara buruh tani dan mengurus rumah tangga. Senyum mengembang saat selembar kain lurik yang cantik diminati pembeli. Mereka pun sangat bernafas lega ketika Pemerintah menganjurkan agar PNS Jateng berseragam lurik di hari Rabu. Harapan indah telah lekat di benak perajin lurik tradisional. Namun kelegaan itu ternyata hanya sesaat. Lonjakan permintaan dan desakan tempo yg begitu singkat tdk mampu memaksa mereka bekerja lebih cepat untuk menghasilkan lembaran-lembaran lurik yg lbh banyak. Akhirnya kesempatan emas justru diambil pengusaha modern dg Alat Tenun Mesin, yg justru menggusur peran perajin lurik tradisional karena dgn sekali pencet terciptalah ribuan meter lurik yg tak kalah cantik. Pembeli pun tak perlu lama menanti. Ironis bukan?