Seganggam Harap tentang Anak Kita …
Oleh: Mohammad Fauzil Adhim
Kelak ketika usiamu semakin tua dan tanganmu tak lagi mampu menguati tubuhmu, apakah yang paling engkau harapkan dari anakmu? Kelak ketika suaramu tak lagi sanggup menyampaikan kehendakmu dengan suara yang jelas dan lantang, apakah yang paling engkau harapkan dari anakmu?
Kelak, andaikata uangmu sanggup untuk menggaji 10 pembantu untuk melayanimu, tetapi layanan paling VIP pun tak meneduhkan hatimu, maka apakah yang paling engkau nantikan dari anakmu? Kehadirannya? Ataukah pembantu dan perlengkapan yang dikirimkannya untukmu? Ataukah pembantu hanya meringankan tugasnya mengurusi rumah, sementara ia sendirilah yang mengusapmu dan menyeka keringatmu…?
Apakah yang paling engkau nantikan dari anak-anakmu jika pelayanan terbaik di penerbangan first class pun telah hambar bagimu? Apakah yang paling engkau rindui dari anakmu jika sahabatu telah pergi menjauh karena mati atau karena uzur yang tak mereka kehendaki?
Saat kawan bicara makin sedikit jumlahnya, apakah yang paling berharga bagimu daripada anak-anakmu? Adakah anakmu akan berkenan mengusap air liur yang mengotori mulutmu ataukah mereka akan sigap memanggilkan pembantu untuk melakukannya?
Di saat gemerlap dunia tak lagi mampu menarik hatimu, sementara badanmu tak lagi bugar seperti dulu, apakah yang paling engkau harapkan terucap dari lisan anakmu?Tentang sejumput rindu kepadamu meski hampir tiap hari bertemu ataukah ucapan yang ia tiru darimu tentang teramat sempitnya waktu, meski sekedar untuk duduk disampingmu di hari minggu, padahal itu adalah hari liburnya?
Kelak, adalah masa bagimu untuk berbincang hangat dengannya di pagi sore hari, lalu ia ambilkan untukmu air wudhu ketika adzan terdengar? Ataukah kelak ia akan fasih mengucapkan kalimat agar engkau memahami kesibukannya, sebagaimana dulu ia sering dengar darimu saat ia kecil?
Apakah yang sebenarnya engkau cari?
Atas segala harapan dan kerinduanmu tentang anak-anak di saat tuamu, apakah yang telah engkau lakukan? Ataukah saat berharga lewat begitu saja? Tak ada yang berkesan bagi mereka, kecuali saat bercanda dengan pembantu. Sebab, mereka inilah yang amat terasa ketulusannya bagi anak-anak…
Anak-anak telah terlelap tertidur… Dan aku tak tahu apa yang paling membekas dalam diri mereka tentang kata dan tindakan orangtuanya… Anak-anak telah terlelap.. Dan mataku masih sembab bersebab tak mampu menjawab pertanyaanku sendiri, “Orang tua macam apakah aku?”
Masa kecil anak-anak itu tak lama. Sesudah berlalu yang masa ia selau merindukanmu ia akan kuat menapakkan kaki sendiri menyusuri dunia. Pada saatnya kita akan tua, renta. Dan sesudah itu berpindah ke alam barzakh. Maka, apakah arti masa kecil anak-anak itu bagimu?
.
.
.
[ sumber: http://hidayatullahsby.com/articles371-Seganggam-Harap-tentang-Anak-Kita.html ]