Potensi Cacing Tanah sebagai Obat Stroke & Jantung …
Landasan pemikiran topik riset ini didasarkan atas pengamatan bahwa mahluk hidup sebagai pabrik molekul/biomolekul.Organisme cacing dipilih dalam riset ini karena budi daya hewan ini sudah berkembang di negara kita dan banyak molekul dan biomolekul yang bisa dihasilkan cacing tersebut.
Peristiwa penyakit trombosis adalah satu jenis penyakit
yang tersebar luas dalam kehidupan modern saat ini.
Penyakit yang disebabkan oleh penggumpalan darah yang
terjadi di otak (cerebral stroke) maupun di jantung
(myocardial infarction) dapat mengakibatkan cacat
(disability) bahkan kematian. Serat fibrinogen adalah
komponen protein utama di dalam darah beku (gumpalan
darah). Gumpalan darah ini bisa dihancurkan oleh enzim-
enzim fibrinolitik.
Pada manusia, reaksi penguraian serat-serat fibrin
terjadi melalui kerja enzim plasmin. Plasmin terdapat
di dalam aliran daran dalam bentuk tidak aktif/zymogen
(dinamakan plasminogen). Plasminogen memiliki affinitas
pengikatan tinggi terhadap gumpalan darah dan
membentuk kompleks dengan fibrin melalui bermacam daerah
pori jaringan fibrin. Plasminogen diaktifkan menjadi
plasmin oleh kerja urokinase atau aktivator plasminogen
jaringan. Protein-protein ini, yang juga terikat ke
gumpalan darah, mampu mengaktivasi pemutusan
ikatan-ikatan spesifik di dalam zymogen. Lalu, gumpalan
menjadi larut oleh kerja plasmin. Urutan gen dan struktur
protein plasmin telah ditentukan.
Kegagalan mendegradasi gumpalan darah ditemukan pada
penyakit trombosis. Sebagian besar peristiwa stroke,
misalnya, terjadi akibat penutupan saluran arteri di
otak oleh gumpalan darah. Oleh sebab itu, penggunaan
obat-obat peluntur darah beku dapat mereduksi kerusa-
kan otak akibat stroke. Penggunaan enzim-enzim trombo-
litik dalam medis adalah metode efektif yang dipakai
dalam terapi penyakit trombosis. Berbagai macam enzim
fibrinolitik misalnya urokinase, streptokinase, rekom-
binan plasminogen activator jaringan, stafilokinase,
dan rekombinan prourokinase telah dipelajari secara
luas dan dipakai sebagai obat anti trombosis, melalui
intravenous (injeksi, infusi, transfusi, atau aspirasi).
Namun, obat-obat ini harganya mahal dan kemampuannya
terbatas (misalnya mudah hancur dan dapat menimbulkan
pendarahan). Oleh karena itu, obat-obat anti beku darah
baru yang memiliki kefektivan lebih baik dan efek
samping yang lebih rendah sangat diperlukan.
Cacing tanah telah digunakan sebagai obat antitrom-
bosis di Asia Timur selama beribu-ribu tahun. Oleh
karena itu, cacing diteliti untuk menentukan kompo-
nen aktif yang digunakan sebagai material awal untuk
pengembangan obat fibrinolitik baru. Enzim fibrinoli-
tik cacing yang juga dikenal dengan nama lumbrokinase
adalah enzim fibrinolitik multi komponen yang dimurni-
kan dari biakan cacing. Enzim ini pertama kali dikarak-
terisasi pertama kali tahun 1983 di Jepang. Studi lanjut
dari komponen-komponen lumbrokinase juga telah dilaporkan
oleh kelompok peneliti di Cina, Korea Selatan, maupun nega-
ra lain. Lumbrokinase menunjukkan efektivitas penghacur
serat fibrin secara in vitro dan tidak beracun dan tidak
memiliki efek samping pada hewan percobaan sebelum per-
cobaan klinis dilakukan pada manusia. Di Korea Selatan
dan Cina telah tersedia obat baru dari cacing (lumbro-
kinase) secara komersial untuk pencegahan dan pengobatan
penyakit jantung dan otak.
Lumbrokinase stabil dalam lama waktu penyimpanan pada
suhu kamar. Obat ini juga nyaman digunakan melalui
oral. Cacing tanah sebagai bahan baku obat dapat
dengan mudah diperbanyak untuk pembuatan obat anti-
trombosis murah dan masal.
Lumbrokinase murni dari cacing tanah Eisenia fetida
misalnya telah dikarakterisasi dan terdiri lebih
dari tiga buah subunit enzim. Masing-masing subunit
adalah satu polipeptida yang memiliki aktivitas
protease sendiri-sendiri. Pada percobaan in vitro,
salah satu komponen subunit ini tidak hanya aktif
sebagai aktivitas fibrinolitik langsung tetapi juga
berfungsi sebagai aktivator plasminogen melalui
pengubahan plasminogen menjadi plasmin yang selan-
jutnya menghancurkan serat fibrin. Oleh karena itu,
enzim ini memiliki aksi ganda dalam mengobati
penyakit trombosis.
.
.
.
Narasumber:
Zeily Nurachman
Laboratorium Protein/enzim, Jurusan Kimia,
Institut Teknologi Bandung.
Jl.Ganesha 10 Bandung 40132