S E T A P A K J E J A K K E H I D U P A N
Ilmu tanpa Agama ……..….……Buta
Agama tanpa Ilmu…………..….Lumpuh
Tanpa Agama dan Ilmu ………..Binasa
Karena Buta ingin ku melihat Surga
Karena Lumpuh tertatih kumenuju Surga
KAU berikan dua pilihan : Surga atau Neraka ?
Karena tak ingin Binasa kupilih Surga
KAU berikan hati sebagai lentera ke Surga
KAU berikan akal ‘tuk mencari Jalan ke Surga
Karena tak ingin Tersesat dan Jatuh
KAU berikan Pedoman dan Pegangan
Karena kubodoh KAU turunkan UtusanMU
Seiring berjalannya waktu cahaya hati kian redup
Akankah ia padam ?
Sementara akal mulai letih
Mencari kepastian yang tidak pasti.
Akankah kembali ketenangan jiwa
Yang terbelenggu oleh hasrat, keakuan dan harga diri yang semu?
Membentuk Kepastian dalam Pembenaran, Keraguan dalam Kebenaran.
Jiwa berkata ;
“Andaikata anak-cucu Adam tidak dikelilingi bala tentara setan
Mereka dapat menyaksikan Kerajaan Langit.”
Adakah manusia yang mampu melenyapkan eksistensinya.
Selain memberikan cara memperkecil proporsi aktivitasnya ?
Karena mereka adalah bagian dari kehidupan.
Aku ada mereka lebih dulu ada
Aku diam mereka menggelitik
Aku bimbang mereka membuai
Aku ikut mereka berkhianat
Aku bergerak mereka menyandung
Aku melawan mereka bersekutu
Aku berkelompok mereka menyusup
Aku berpendapat mereka imbuhkan prasangka
Hati pun berkata ;
“Hidup adalah proses pembelajaran.”
Yang digeneralisisasi dalam I P K
I khlas memberi
P asrah menerima
K husyu’ mengerjakan
dari berbagai mata pelajaran kehidupan
Setiap mata pelajaran ada ujian dan penilaiannya
Dan qadr kelulusan ditentukan olehNYA
Ketidaklulusan menimbulkan perulangan soal dalam cerita yang berbeda.
Sampai kita layak di Wisuda dihari pembalasan kelak.
Akal berkata;
“Jalani hidup seperti air yang mengalir.”
Kalau hidup itu air, apakah aku sebuah ranting
Yang mudah patah di arus yang deras dan memaksaku tuk membuat keputusan…?
Melawan arus……..Mampukah aku ?
Bertahan dan menancapkan kuat-kuat pijakan sambil berharap semua itu akan berlalu………Sabarkah aku ?
Mengikuti arus dan kuhadapi batu karang yang akan menghadang
dengan segala kemungkinan………Maukah Aku ?
Atau kuhijrahkan diri kelain arus yang seolah-olah mengalir dengan tenang
“Bukankah yang pasti dalam kehidupan adalah Perubahan dan Kematian”
Raga berkata;
Aku adalah wadah dari roh yang digerakkan oleh rasa dan logika
‘ tuk menghasilkan warna hitam dan putih
baik-buruk, benar-salah, susah-senang, suka-tidak suka, ya- tidak, kaya-miskin.
Tapi hidup tak berwarna hitam dan putih
Jutaan warna membuatku sulit tuk melukiskan jati diri
Oleh karena berbagai keinginan akan hidup dan penghidupan
Karena keinginanku tak terbilang, Andai kukatakan akan tinggi ia tertimbun
Andaikan itu segunung emas aku belum lagi terpuaskan.