Bersyukur ….

Banyaklah Bersyukur !

Kenapa kita mesti menyerah sobat! Padahal kita dianugerahi oleh Allah SWT kekuatan dan nikmat yang tidak bakalan kita bisa menghitungnya karena saking banyaknya. Dengan kata lain, ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada kita. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah telapak kaki. Allah SWT berfirman dalam Surat Ibrahim ayat 34 :

”Jika kamu menghitung nimat Allah, niscaya kamu tidak akan sanggup menghitungnya.”

Kesehatan badan, keamanan negara, sandang pangan, udara, dan air, semuanya tersedia dalam hidup kita. Namun begitulah anda memiliki dunia, tetapi tidak pernah menyadarinya. Anda menguasai kehidupan, tetapi tak pernah mengetahuinya.

”Dan Dia menyempurnakan nikmat-Nya kepadamu lahir dan batin.” ( QS Luqman : 20 )

Anda memiliki dua mata, satu lidah, dua bibir, dua tangan dan dua kaki. “Maka nikmat Rabb kamu yang manakah yang kamu dustakan ? ” ( QS Ar-Rahman :13 )

Apakah anda mengira bahwa, berjalan dengan kedua kaki itu sesuatu yang sepele, sedang kaki acapkali menjadi bengkak bila digunakan jalan terus-menerus tanpa berhenti?

Apakah anda mengira bahwa berdiri tegak di atas kedua betis itu sesuatu yang mudah, sedang keduanya bisa saja tidak kuat dan suatu ketika patah? Coba pikirkan dan renungkan, betapa besarnya fungsi pendengaran, yang dengannya Allah menjauhkan anda dari ketulian. Coba renungkan dan raba kembali mata anda yang tidak buta.

Ingatlah dengan kuli anda yang terbebas dari penyakit lepra, dan renungkan betapa dahsyatnya fungsi otak anda yang selalu sehat dan terhindar dri kegilaan yang menghinakan. Apakah Anda ingin menukar mata anda dengan uang 100 M atau emas sebesar gunung merapi, atau menjaul pendengaran anda seharga perak satu bukit?

Apakah anda mau membeli istana-istana terindah di dunia dengan lidah anda, hingga anda bisu? Maukah Anda menukar kedua tangan anda dengan untaian mutiara dan zamrud sementara tangan anda buntung? Begitulah, sebenarnya kita berada dalam kenikmatan yang tiada tara dan kesempurnaan tubuh, tetapi kita tidak menyadarinya. Kita tetap merasa resah,suntuk, sedih, dan gelisah, meskipun kita masih mempunyai nasi hangat untuk disantap, air segar untuk diteguk, waktu yang tenang untuk tidur pulas, dan kesehatan untuk terus berbuat. Sobat, kita acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga kita lupa mensyukuri yang sudah ada. Jiwa kita mudah terguncang hanya karena kerugian materi yang mendera. Padahal sesungguhnya kita masih memegang kunci kebahagiaan, memiliki jembatan pengantar kebahagiaan, karunia, kenikmatan, dan lain sebagainya. Maka pikirkan semua itu, dan kemudian syukurilah.