Motivasi Suami Dan Sukses Istri
Menghadapi suatu rutinitas dalam waktu yang relatif panjang bisa saja membuat hati manusia itu menjadi lelah. Hal ini bisa pula dialami oleh seorang muslimah yang berpredikat istri, seorang ibu rumah tangga, seorang pendidik anak. Bagaimana mengantisipasi kelelahan tersebut ?
Rasa lelah, siapa pun bisa dan mungkin pernah mengalaminya. Apakah itu lelah dalam berjalan jauh, bekerja, belajar, sampai lelah dalam menjalankan tugas dalam rumah tangga.
Motivasi & Peran Suami
Rumah tangga dapat dikatakan sebagai organisasi terkecil. Dalam rumah tangga, seorang suami mempunyai kedudukan sebagai qawwam (pemimpin). Dialah yang memegang kendali semua fungsi manajemen dalam rumah tangganya. Seberapa tinggi tingkat produktivitas orang-orang yang dipimpinnya (istri dan anak-anak) tergantung dari seberapa genial seorang suami dalam memotivasi mereka.
Motivasi utama setiap muslim adalah bekerja untuk mencari ridha Allah swt. Termasuk didalamnya kerja dalam sebuah rumah tangga Islam. Kerja suami untuk mencari nafkah adalah sarana baginya untuk mencapai ridha Allah. Demikian pula kerja istri dirumah dalam membina rumah tangga dan mendidik anak-anak. Semuanya itu tidak lain adalah sarana bagi seorang istri untuk mencapai ridha Allah.
Namun tidak jarang terjadi, kelelahan fisik dalam melakukan tugas rumah tangga, menurunnya kondisi iman dapat membuat seorang istri lupa akan komitmennya semula, mencari ridha Allah. Disini-lah suami diharapkan peka dan berperan dalam mengatasi kesenja-ngan komitmen tersebut.
Allah berfirman : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka … (QS. 66:6 )
Bagaimana Memotivasi
Keterbukaan antara suami dan istri adalah hal yang sangat penting. Dengan keterbukaan, berbagai masalah yang ada dapat dideteksi secara dini. Salah satunya yaitu dengan membicarakan masalah yang tengah dirasakan masing-masing. Hal yang dapat dilakukan suami dalam mengembalikan motivasi istrinya antara lain me-nasihatinya dengan kata-kata yang lembut, mengingatkannya dengan ayat-ayat Allah dan Sunnah Rasulullah.
Disamping itu suami juga diharapkan menyempatkan waktu untuk mendengarkan keluhan istri serta masalahnya, bahkan jika mungkin membantu meringankan pekerjaannya, atau minimal tidak menambah beban kerjanya.
Penguatan Positif, Penting !
Penguatan positif atau re-inforcement adalah salah satu cara memotivasi yang penting, tapi sering terlupakan. Inti dari rein-forcement ini adalah penghargaan terhadap hasil kerja
Dalam mendidik para sahabat dan istri-istri beliau, Rasulullah selalu memberikan berita gembira sebagai penguatan positiv dengan ayat-ayat Allah. Salah satu contoh berita gembira dalam Al-Quran adalah firman Allah : „Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. 16:97)
Ungkapan rasa terima kasih atas pelayanan istri, hadiah kecil yang bermanfaat adalah contoh reinforcement suami untuk istrinya. Pada intinya, sang suami meyakin-kan istrinya, bahwa apa yang dikerjakannya dirumah adalah sangat membantu kerjanya dan bukanlah sesuatu yang sia-sia, tetapi ada balasan yang lebih baik dari Allah kelak. Rasulullah saw sendiri memberi contoh bagaimana beliau memuji istrinya Khadijjah ra atas dukungannya terhadap Rasulullah.
Penutup
Setiap muslim hendaknya selalu ingat, bahwa kondisi hati sangat menentukan hasil kerja. Suami sebagai manajer rumah tangga Islam diharapkan mampu memantau kondisi hati istri yang akan menentukan kualitas kerjanya. Kasih sayang dan kebijaksana-an suami adalah sentuhan yang dapat mengantarkan seorang istri untuk memberikan yang terbaik bagi keluarganya. Dan itu berarti prestasi suami sebagai penjaga keluarga dari api neraka akan dicatat dengan indah. Insya Allah.