Wacana …

Wacana

Wacana

1. Teks

Banyak orang mempertukarkan istilah teks dan wacana. Sebenarnya, istilah teks lebih dekat pemaknaannya dengan bahasa tulis, dan wacana pada bahasa lisan (Dede Oetomo, 1993:4). Dalam tradisi tulis, teks bersifat monolog noninteraksi, dan wacana lisan bersifat dialog interaksi. Dalam konteks ini, teks dapat disamakan dengan naskah, yaitu semacam bahan tulisan yang berisi materi tertentu, seperti naskah materi kuliah, pidato, atau lainnya. Jadi, perbedaan kedua istilah itu semata-mata terletak pada segi (jalur) pemakaiannya saja. Namun demikian, atas dasar perbedaan penekanan itu pula kemudian muncul dua tradisi pemahaman di bidang linguistik, yaitu analisis linguistik teks dan analisis wacana. Analisis linguistik teks langsung mengandaikan objek kajiannya berupa bentuk formal bahasa, yaitu kosa kata dan kalimat. Adapun analisis wacana mengharuskan disertakannya analisis tentang konteks terjadinya suatu tuturan.

Sebenarnya, teks adalah esensi wujud bahasa. Dengan kata lain, teks direalisasi (diucapkan) dalam bentuk wacana. Mengenai hal ini Van Dyk (dalam PWJ Nababan, 1987:64) mengatakan bahwa teks lebih bersifat konseptual. Dari sinilah kemudian berkembang pemahaman mengenai teks lisan dan teks tulis.

.

2. Koteks

Koteks adalah teks yang bersifat sejajar, koordinatif, dan memiliki hubungan dengan teks lainnya, teks satu memiliki hubungan dengan teks lainnya. Teks lain tersebut bisa berada di depan (mendahului) atau di belakang (mengiringi).

Keberadaan koteks dalam suatu struktur wacana menunjukkan bahwa teks tersebut memiliki struktur yang saling berkaitan satu dengan yang lain. Gejala inilah yang menyebabkan suatu wacana menjadi utuh dan lengkap. Dengan demikian, koteks berfungsi sebagai alat bentu memahami dan menganalisis wacana. Koteks adalah teks yang berhubungan dengan sebuah teks yang lain. Koteks dapat pula berupa unsur teks dalam sebuah teks. Wujud koteks bermacam-macam, dapat berupa kalimat, atau paragraf.

Koteks disebut juga sebagai konteks lingusitik.

Contoh penggunaan koteks adalah sebagai berikut.

.

Terimakasih.

Jalan pelan-pelan! Banyak anak-anak.

.

Wacana dua adalah peringatan bagi orang yang akan melewati jalan kampung. Apabila pejalan telah menaatinya misalnya dengan mengurangi laju kendaraanya, maka wacana satu adalah satu ucapan yang diberikan masyarakat setempat kepada pejalan. Salah satu teks tersebut berkedudukan sebagai koteks (teks penjelas) bagi teks lainnya.

.

.

.

………….. [ … materi dapat diunduh di sini … ] ……………