Kebahagiaan Istri=kebahagiaan Suami

Bahagia

Bahagia

Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.[ar-ruum (30):21]

Membahagiakan istri merupakan hal yang sangat penting dalam menjalankan kehidupan berumah tangga. Akan banyak sekali keuntungan yang akan diperoleh jika istri kita merasa berbahagia bersama dengan kita.
Betapa sukses hidup Rasulullooh dan para sahabat akibat peran istri-istri mereka yang merasa menjadi manusia yang dibahagiakan oleh suami-suami mereka.

Adanya ketenteraman dalam sebuah rumah tangga merupakan prasyarat bagi lancarnya pencapaian tujuan berumah tangga. Tiap anggota keluarga memiliki tugas dan cita-cita yang harus dikejar dalam
hidup ini. Suami bertugas sebagai pemimpin sekaligus pencari nafkah. Seorang istri adalah ratu yang mengatur kondisi rumah tangga sekaligus madrasah bagi anak-anaknya untuk mengenal dunia. Anak-anak adalah tunas yang harus tumbuh dan berkembang hingga dapat menjadi sumber kebahagiaan bagi keluarga dan masyarakat. Semua tugas dan cita-cita itu hanya dapat terlaksana manakala suasana damai dan tenteram selalu hadir dalam rumah.

Betapa sulit mencapai semua tujuan dan cita-cita tersebut manakala suasana yang hadir dipenuhi dengan amarah, saling curiga dan tak peduli satu sama lain. Dari banyak kasus, kegagalan dalam membina rumah tangga seringkali dimulai dari tercabutnya rasa aman dan damai dari rumah. Dan, peran istri untuk menghadirkan suasana syurgawi itu tak dapat diganti oleh orang yang lain. Manakala istri merasa bahwa suami memberinya kebahagiaan, maka tugas mengurus rumah tangga akan mudah dikerjakan.

Kebahagiaan bukanlah terletak pada banyaknya harta dan tingginya jabatan, tetapi ia berada didalam hati.
Tumpukan materi dan sanjungan yang tiada henti bukan prasyarat seseorang untuk bahagia. Semuanya bermuara pada hati. Seorang suami harus memiliki kelembutan dan kepekaan rasa. Ia harus tahu kapan hati istrinya luka. Wanita pemalu biasanya hanya menyimpan saja luka di dalam hatinya tanpa mau mengatakan kepada siapapun, walaupun terhadap suaminya. Tak ada satu nasehat pun yang dapat diterima oleh istri manakala kita mennyampaikannya dengan kemarahan atau tak menenggang perasaan istri.

Rasulullooh SAW pun memberi label pada laki-laki bahwa yang paling di antara mereka (para suami) adalah yang paling baik sikapnya terhadap istrinya. “dan aku adalah orang yang paling baik di antara kamu terhadap istri.” Demikian sabda beliau SAW.

Marilah kita kenali dan kita perlakukan hati istri-istri kita dengan baik agar mereka dapat berbahagia dan agar tujuan kita dalam membentuk keluarga yang penuh mawaddah dan rahmat tercapai.