Luka dalam Hidup…!

Luka

Luka

Pembelajaran terhadap anak tidak selamanya harus dilakukan dengan cara atau jalan kekerasan. Justru dengan kekerasan akan dapat membuat jiwa sang anak “melawan” atau “memberontak” dengan cara-cara yang mungkin saja tidak kita pahami. Ada satu hal yang perlu diingat bahwa esensi pembelajaran adalah memanusiakan manusia sebagai makhluk bio-psiko-spiritual (kata Andreas Harefa), karena itu perlu kita renungkan bersama, apakah cara-cara kekerasan masih layak dilakukan? Mengingat yang akan kita beri pembelajaran adalah jiwa yang suci, yang menurut kitab suci diibaratkan sebagai secarik kertas putih yang masih bersih yang hendak kita tulisi. Dengan demikian, mestinya pembelajaran pun dilaksanakan dengan menggunakan jiwa yang bersih dan tulus pula. Jadi, inti dari pembelajaran itu pun dapat diterima dengan baik pula oleh jiwa sang anak. Contoh:

Pernah ada seorang anak laki-laki yang berwatak buruk…karena wataknya yang buruk itulah, Sang ayah memberinya sekantung penuh paku beserta martilnya…sang ayah berpesan bila dia (sang anak) kehilangan kesabaran atau berselisih paham dengan teman, maka pakulah sebatang paku di pagar pekarangan rumahnya. Lalu, perhatikanlah apa yang terjadi … [Read More] …

.

.

.

Jika ada kesulitan dalam mendownload (koneksi terbatas, dsb) silahkan imel ke asepyuda@yahoo.com atau asepyuda@uns.ac.id untuk mendapatkan koleksi ice breaking dalam format CD / DVD.